Mapel : Agama Islam
Kelas
: X Ipa 6
Perilaku Jujur
1.
Pengertian
Jujur
Jujur merupakan salah satu sifat manusia
yang cukup sulit untuk diterapkan. Setiap jujur yang benar-benar jujur biasanya
hanya bisa diterapkan oleh orang-orang yang sudah terlatih sejak kecil untuk
menegakkan sifat jujur. Tanpa kebiasaan jujur sejak kecil, sifat jujur tidak
akan dapat ditegakkan dengan sebenar-benarnya jujur.
Sifat jujur termasuk ke dalam salah satu sifat baik yang dimiliki
oleh manusia. Orang yang memiliki sifat jujur merupakan orang berbudi mulia dan
yang pasti merupakan orang yang beriman. Meskipun jujur merupakan sifat dasar
manusia, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak yang belum memahami makna
kata jujur yang sebenarnya. Hal ini terbukti dari masih banyaknya orang-orang
yang mencampur adukkan sifat jujur dengan sifat kebohongan yang pada akhirnya
mendatangkan berbagai macam malapetaka baik bagi dirinya maupun bagi orang lain
yang ada disekitarnya.
Dalam Agama
Islam, setidaknya dikenal lima jenis sifat jujur yang harus dimiliki oleh penganutnya, yaitu:
1. Shidq
Al-Qalbi merupakan sifat jujur yang penerapannya ada pada niat seseorang
manusia.
2. Shidq
Al-Hadits merupakan sifat jujur yang penerapannya ada pada perkataan yang
diucapkan oleh manusia.
3. Shidq
Al-Amal merupakan sifat jujur yang penerapannya ada pada aktivitas dan
perbuatan manusia.
4. Shidq Al-Wa’d
merupakan sifat jujur yang penerapannya ada pada janji yang diucapkan oleh
manusia.
5. Shidq
Al-Hall merupakan sifat jujur yang penerapannya ada pada kenyataan yang terjadi
dalam hidup manusia.
2.
Pembagian dan Contoh Perilaku Jujur
Perilaku jujur harus ditegakkan di dalam
kehidupan sehari-hari. Jika tidak ditegakkan maka kehidupan sosial masyarakat
akan menjadi kacau dan berantakan. Berkaitan dengan hal tersebut Imam Gazali
membagi sifat jujur menjadi tiga, yaitu:
1. Jujur dalam
niat atau berkehendak
2. Jujur dalam
perkataan (Lisan)
3. Jujur dalam
perbuatan (Amaliah)
v Info
Khusus
Celakalah
Pecanda yang Dusta
Rasulullah saw. Dalam bercanda tidaklah menyeleweng dari
agama Allah swt. Namum berbeda dengan kebanyakan dari manusia, sebagaimana
dijelaskan di dalam hadist berikut.
Dari Bahz Ibn Hakim dari bapaknya
dari kakeknya, bahwa Rasulullah saw. Bersabda ‘’Kecelakakanlah bagi orang-orang
yang menceritakan, tetapi ia berdusta untuk membuat orang-orang tertawa.
Kecelakakanlah baginya! Kemudian kecelakakanlah baginya!
Komentar
Posting Komentar